terça-feira, 6 de setembro de 2011

praktikum kima


PRAKTIKUM KIMIA DASAR I DAN II
(2010)

PERCOBAAN  I
PERUBAHAN MATERI
A.    Tujuan
Untuk mengetahui dan mengamati perubahan yang terjadi pada materi.
B.     Dasar Teori
Perubahan materi merupakan peristiwa dimana suatu materi dapat berubah secara fisika dan kimia. Jadi perubahan tetap atau kekal adalah perubahan yang dialami suatu  zat, jika suatu zat diberi energi maka zat itu akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi ditentukan oleh keadan dan sifat zat itu.dalam kehidupan kita, apa yang disekelilingi kita adalah suatu yang mempunya massa dan menempati ruang, maka untuk mengetahui banyaknya materi tersebut maka kita menimbang massa dan mengukur volume  materi tersebut. Perubahan materi dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu :
1.      Perubahan fisika dan
2.      Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah suatu perubahan yang dapat menghasilkan zat baru, seperti perubahan kayu menjadi arang kayu, kertas menjadi abu, gula menjadi arang, dan lain-lain. Sedangkan perubahan fisika adalah suatu perubahan yang tidak menghasilkan zat baru tetapi hanya perubahan bentuk, warna, ukuran, wujud, titik didih, titik beku, rasa, bau dan lain sebagainya. Seperti beras diubah menjadi tepung beras, lilin meleleh, es mencair dan lain sebagainya.
  1. Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:


v  Gelas kimia
v  Batang pengaduk




           v  Neraca analitik
           v  Lampu spiritus
           v  Rak tabung reaksi
           v  Cawan penguap
           v  Tang
           v  Kaki tiga
           v  kasa asbes
           v  Spatula
           v  Pipet tetes
           v  Mortar dan alu
2.      Bahan
Bahan-bahan  yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :
           v  Lilin
           v  Paku kecil
           v  Gula pasir
           v  Air atau es batu
           v  Asam klorida (HCl)
           v  Beras dan
           v  Kertas HVS




D.    Prosedur Kerja
1.      Menyalakan lilin dan amatilah lilin menyala itu.
2.      Memasukan spatula pada lilin yang menyala  itu lalu amatilah perubahannya.
3.      Memasukan 5 gram potongan lilin ke dalam sebuah tabung reksi dengan mengunakan tang, panaskan tabung yang berisi potongan lilin tersebut dengan lampu spiritus hingga lilinnya meleleh.
4.      Mendiamkan hingga beberapa menit amatilah perubahan yang terjadi.
5.      Mengulang langkah ke-2 dengan menggunakan gula pasir ke dalam cawan penguap kemudian amati perubahan yang terjadi.
6.      Memasukan kertas ke dalam cawan penguap  (kertas harus dirobek)  kemudian bakar kertas di dalam cawan penguap hingga habis terbakar. Amati perubahan yang terjadi.
7.      Memperhatikan bentuk es batu dalam gelas kimia, kemudian panaskan gelas kimia yang berisi es batu itu dengan menggunakan lampu spiritus, lalu amati perubahan yang terjadi.
8.      Memperhatikan warna paku, masukan paku ke tabung reaksi kemudian tuangkan 5 mL asam klorida (HCl) ke dalam tabung reaksi yang berisi paku tersebut, lalu amati perubahannya.
9.      Mengambil beberapa bijih beras (10-15) dan masukan ke dalam mortar kemudian diiris sampai halus dan di keluarkan dan di masukan ke dalam tabung reaksi lalu amati perubahannya.



  1. Data Pengamatan
No.
Langkah
Hasil Pengamatan
1.
Menyalakan lilin
Terjadi perubahan fisika (perubahan wujud)
2.
Lilin menyala ditambah spatula (paku)
Terjadi perubahan fisika (perubahan warna)
3.
4.
Lilin ditambah lampu spiritus
Diamkan beberapa menit
Terjadi perubahan fisika (perubahan wujud
Terjadi perubahan fisika (perubahan wujud)
5.
Gula pasir ditambah cawan penguap
Tidak terjadi perubahan
6.
Gula pasir dalam cawan penguap ditambah lampu spiritus
Terjadi perubahan kimia yaitu gula berubah menjadi arang.
7.
Kertas di bakar dalam cawan  penguap
Terjadi perubahan kimia yaitu kertas diubah menjadi arang
8.
Es batu ditambah gelas kimia
Tidak terjadi perubahan
9.
Es batu dalam gelas kimia dip-anaskan dengan  lampu spiritus
Terjadi perubahan fisika (perubahan wujud)
10.
Paku ditambah HCl
Terjadi perubahan kimia
11.
Bijih beras di iris
Terjadi perubahan fisika (perubahan bentuk)
        

  1. Analisa Data/Pembahasan
Berdasarkan dapat pengamatan diatas maka praktikan dapat menganalisa data sebagai berikut :
a.       Pada saat menyalakan lilin terjadi perubahan fisika (perubahan wujud)  yang di tandai pada lilin yaitu lilin meleleh.
b.      Kemudian dimasukan spatula ke atas lilin menyala itu dapat terjadi perubahan fisika yang di tandai pada paku kecil yaitu paku berubah menjadi warna hitam atau karbon yang melekat pada paku.
c.        Memasukan 5 gram potongan lilin ke dalam tabung reaksi  tidak terjadi perubahan karena lilin belum memberi panas (menyalakan).
d.      Kemudian memanaskan lilin tersebut dengan menggunakan lampu spiritus dapat terjadi perubahan fisika yaitu lilin mencair dalam tabung.
e.       Mendiamkan selama beberapa menit dapat terjadi perubahan fisika yaitu lilin dapat kembali ke bentuk semula (lilin menjadi padat).
f.       Memanaskan gula pasir yang sudah ada dalam cawan penguap dapat terjadi perubahan kimia yang di tandai pada gula yaitu gula berubah menjadi arang.
g.      Memasukan kertas ke dalam cawan penguap dan di robek kertas tersebut, dapat terjadi perubahan fisika yaitu ukuran kertas diubah menjadi kecil (perubahan bentuk).
h.      Kemudian bakar kertas tersebut dapat terjadi perubahan kimia yang di tandai pada kertas yaitu kertas diubah menjadi arang atau abu.
i.        Memasukan es batu ke dalam tabung reaksi dan di panaskan dapat terjadi perubahan fisika (perubahan wujud) yang ditandai pada es yaitu es mencair.
j.        Memasukan paku kecil ke dalam gelas kimia dan mencampuri dengan larutan HCl dapat terjadi gelembung-gelembung gas (tidak bereaksi).
k.      Beras di masukan ke dalam mortar kemudian diiris dapat terjadi perubahan fisika (perubahan bentuk) yang ditandai pada bijih beras yaitu bijih beras berubah menjadi tepung beras. 
  1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan di atas,maka praktikan dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Perubahan materi adalah peristiwa dimana suatu materi dapat berubah secara kimia dan fisika.
2.      Perubahan materi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.
3.      Perubahan fisika yaitu perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru tetap hanya terjadi perubahan warna, bentuk, ukuran dan lain sebagainya, seperti lilin meleleh, es mencair dan lain-lain
4.      Perubahan kimia adalah perubahan materi yang dapat menghasilkan zat baru, seperti kayu diubah menjadi arang kayu, kertas diubah menjadi abu, besi berkarat dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA
Goenawan J. 1999. Buku kimia SLTA IA. Penerbit PT. GRASINDO. Jakarta, Indonesia
Modul Praktikum. 2010. Praktikum kimia dasar II. Faculdade de ciências da educação. Universidade Nacional Timor Lorosa’e.


PERCOBAAN II
REAKSI REVERSIVEL DAN REAKSI
 IRREVERSIVEL
A.    Tujuan
Untuk mengamati suatu reaksi kimia yang dapat balik (reaksi berlansung bolak-balik) dan reaksi kimia yang dapat searah (reaksi berlansung searah).
B.     Dasar Teori
Dalam reaksi kimia terdapat dua arah reaksi yaitu sebagai berikut :
1.      Reaksi reversibel
Reaksi reversivel (bolak balik) adalah reaksi yang berlansung secarah dua arah,artinya zat bereaksi membentuk hasil reaksi,dan hasil reaksi tersebut dapat bereaksi kembali membenttuk zat-zat pereaksi. Kedua reaksi ini barlansung terus menerus.
Contoh:

           CuSO4(s) + 2H2O(l)                      Cu(OH)2(aq) + H2SO4(l)   
Setiap reaksi kimia berlansung pada suatu laju tertentu. laju reaksi berbeda-beda tergantung pada konsentrasi reaktan-reaktan  dan kondisi-kondisi saat reaksi berlansung. Bila laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri maka reaksi berada dalam kondisi kesetimbangan. Pada kesetimbangan produk-produk bereaksi pada laju reaksi yang sama dengan laju produk tersebut dihasilkan. Oleh karena itu, konsentrasi zat-zat pada kesetimbangan tidak berubah, tetapi kedua reaksi (ke kanan dan kekiri) tetap berlansung.
2.      Reaksi irreversibel
Reaksi  ireversivel (reaksi searah) adalah reaksi yang berlansung diantara zat kembali sehinga reaksi ini disebut juga reaksi berkesudahan, karena jika salah satu zat reaksi telah habis bereaksi maka reaksi berhenti.

Contoh:
1.      Kayu yang di bakar maka menghasilkan abu atau arang. Akan tetapi abu atau arang itu tidak dapat diubah kembali menjadi kayu seperti semula.
2.      Reaksi antara asam klorida dan natrium hidroksida

                  CuSO4(s)                 Cu2+ + SO4-
Reaksi ini satu arah yang berarti hasil reaksi NaCl dan H2O tidak dapat bereaksi untuk membentuk pereaksi kembali.

C.    Alat dan Bahan
1.      Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :
v Cawang penguap
v Kaki tiga
v Kasa asbes
v Lampu spiritus
v Spatula
v Pipet tetes
v Pengaduk
v Penjepit
2.      Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :
v Serbuk CuSO4, H2O
v Aquades

D.    Prosedur Kerja
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.    Merancang alat pemanasan.
3.    Memasukkan 1 sendok zat CuSO4 ke dalam cawang penguap kemudian letakan diatas alat pemanasan pada langkah no. 2
4.    Memanaskan sambil diaduk-aduk selama beberapa menit.Amati perubahannya.
5.    Mengeluarkan cawang penguap yang berisi CuSO4 yang sudah dipanaskan pada langkah no.3
6.    Menetesi hasil pemanasan tadi dengan mengunakan pipet tetes beberapa tetes

E.     Data Pengamatan
No
Langkah
Hasil Pengamatan
1.
Sebelum pemanasan
Warna biru muda
2.
Setelah pemanasan
Warna putih abu
3.
Setelah di tetesi air
Terjadi kembali pada warna semulah atau reaksi bolak balik.

F.     Pembahasan
Dari data pengamatan di atas maka praktikan dapat membahas bahwa :                       memasukan larutan CuSO4 ke dalam cawang penguap dan menyalakan lampu spiritus lalu dipanaskan maka terjadinya perubahan warna biru muda menjadi menjadi putih abu. Maka dari larutan tersebut dapat dicampurkan dengan larutan CuSO4, maka terjadinya reaksi bolak-balik (reaksi reversivel). Maka dari larutan tersebut dengan persamaan reaksinya sebagai berikut:
             CuSO4 + 2H2O                   Cu(OH)2 + H2SO4

G.    Kesimpulan
Dari keseluruhan percobaan ini maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Reaksi reversible adalah reaksi kimia yang dapat berlangsung secara dua arah yaitu pereaksi dapat bereaksi menghasilkan hasil reaksi dan sebaliknya hasil reaksi dapat bereaksi lagi menghasilkan pereaksi.
Contoh :
 CuSO4 + 2H2O                   Cu(OH)2 + H2SO4
2.      Reaksi irreversible adalah reaksi kimia yang dapat berlangsung secara searah.
Contoh :
CuSO4(l)                          Cu2+ + SO4-



DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Kimia Dasar II. 2010. Praktikum kimia dasar II. Departamento de Química, Faculdade Educação, Artes e Humanidades, Universidade Nasional Timor Lorosa’e.
Goenawan.J.1999. buku kimia SMU IIA. PT. Grasindo. Jakarta, Indonesia.


















PERCOBAAN III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN

A.Tujuan
            Untuk mengetahui dan mengamati factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat atau senyawa.  
B. Dasar Teori
Kelarutan (daya larut ) adalah: Kemampuan untuk melarut    dalam suatu  pelarut. Setiap zat atau senyawa memiliki kelarutan masing-masing. Satu sendok zat akan memiliki kelarutan yang berbeda jika di gunakan  pelarut yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan yaituypengadukan, pemanasan dan luas permukaan sentuh.
  1. Pengadukan
Kelarutan bergantung pada pengadukan yang dilakukan untuk melarutkan suatu zat dalam campurannya. Makin cepat mengaduk maka makin cepat zat tersebut larut dalam pelarut sedangkan makin lambat pengadukan maka makin lambat juga zat tersebut akan melarut dalam pelarut.
  1. Pemanasan
Pemanasan merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam melarutkan suatu zat. Bila suhu  dalam wadah makin panas maka zat terlarut makin cepat larut dalam pelarut dan apabila suhu dalam wadah makin dingin maka zat terlarut sangat lama dilarutkan.
  1. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan merupakan salah satu factor penentu berlangsungnya suatu kelarutan. Makin halus zat terlarut maka akan mudah melarut sedangkan makin kasar zat terlarut maka makin lama melarutkan dalam pelarut. 


  1. Alat  dan Bahan.
  1. Alat
                        Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :                                                      Gelas Kimia, Batang Pengaduk ,Silinder Ukur, Stop Watch,Lumping+Alu, Kaki                                     Tiga, Pembakar Spiritus, Kasa asbes, Neraca Analitik dan Kaca  Arloji.
  1. Bahan
                  Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :                                               Sukrosa  (C6H12O6), Aquades dan Kapur tulis(CaCO3).

D. Prosedur Kerja
a. Pengadukan
  1. Memasukan 2 gram sukrosa ke dalam tiap gelas kimia.
  2. Menyiapkan dua buah gelas,masing-masing mengisi dengan 25 mL aquades
  3. Dalam waktu bersamaan,kedua isi gelas kimia tersebut aduk dengan kecepatan berbeda (gelas-1 Mengaduk perlahan sedangkan gelas ke-2 di aduk dengan cepat).
  4. Mengamati kecepatan pelarut sukrosa dalam tiap gelas.
  5. Menggunakan stop watch untuk menentukan waktu pelarut.
b. Pemasanan.
  1. Menyiapkan dua buah gelas, masing-masing menngisi dengan 25 mL aquades.
  2. Memanaskan gelas kimia pertama hingga hampir mendidih (T. 1000 C).
  3. Memasukan 2 gr sukrosa ke dalam tiap gelas lalu aduk bersama dengan kecepatan yang sama.
  4. Mengunakan stop watch untuk menentukan waktu  pelarut.
c. Luas Permukaan.
  1. Menyiapkan dua buah gelas kimia masing-masing di beri label 1dan 2.
  2. Memasukan 50mL HCl 1 M ke dalam setiap gelas kimia.
  3. Menyimbang kapur tulis batang yang telah di bagi 4 bagian  masukan ke dalam gelas kimia nomor 1 .Mengaduk secara konstanta sampai kapur  tulis larut semua . Catat waktu yang di perlukan  sejak kapur tulis dimasukan hingga larut.
  4. Mengerus kapur tulis sampai halus,kemudian  timbang sebanyak gram dan masukan ke dalam gelas kimia 2.Mengaduk secara konstanta sampai kapur tulis larut semua.Catat waktu yang di perlukan sejak kapur tulis di masukan hingga larut.          

E. Data Pengamatan
    a. Pengadukan
No
Langkah
Data pengamatan
1
Menyimbang sukrosa di dalam cawang penguap kemudian mengaduk dengan kecepatan yang cepat dalam waktu 34detik.
Terjadinya perubahan fisika.
2
Menyimbang sukrosa di dalam cawang penguap kemudian mengaduk dengan kecepatan yang lambat dalam waktu 1 menit  88 detik.
Adanya perubahan fisika.

 b. Pemanasan
No
Langkah
Data pengamatan
1
Memasukan aquades 25mL ke dalam gelas kimia 1 kemudian memanaskan dalam waktu 12detik.
Terjadinya perubahan fisika.
2
Memasukan aquades 25mL ke dalam gelas kimia 2 kemudian memanaskan dalam waktu 1 menit 08 detik.
Adanya perubahan fisika.

  c. Luas Permukaan
No
Langkah
Data Pengamatan
1
Memasukan 50 mL HCl ke dalam tiap gelas dan ditambah dengan kapur tulis yang telah dihalukan pada gelas kimia 1 mengaduk hingga terlarut dalam waktu 23 menit dan 4 detik.
Terjadinya perubahan fisika.
2
Memasukan 50 mL HCl ke dalam tiap gelas dan ditambah dengan kapur tulis (1/4) kedian mengaduk hingga tercampur dalam gelas kimia tersebut 52 menit 11detik.
Adanya perubahan fisika.

   




F. Anlisa Data/Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan di atas maka praktikan dapat membahas sebagai  berikut. 1. Pengadukan
Pada saat mengaduk, sukrosa yang ada pada gelas kimia I cepat larut dalam air karena dapat diaduk dengan cepat (waktu pengadukan  75 detik)  sedangkan sukrosa yang ada pada gelas kimia II kecepatan pengadukan secara perlahan-lahan sehingga habis larut dalam waktu 92 detik.
2. Pemanasan
     Pada gelas kimia I zat atau senyawa (sukrosa) habis larut dalam waktu 38 detik karena bahan pelarutnya (air) dapat dipanaskan hingga suhunya mendidih pada suhu  ±1000 C sedangkan pada gelas kimia II zat atau senyawa (sukrosa) habis larut dalam waktu 28 detik karena dilarutkan dalam air yang mendidih.
3. Luas Permukaan
Pada gelas I zat atau senyawa (CaCO3) yang diiris dan ditimbang 1,5 gram dimasukkan dalam gelas kimia dan habis larut dalam waktu 51 menit sedangkan pada gelas kimia II diisi kapur barus dalam bentuk padat 4 batang dan 1,5 gram sehingga habis larut dalam waktu 1 jam.
Reaksinya :
   CaCO3(s) + 2HCl(aq)                 CaCl2(l) + H2CO3(aq)
G. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan di atas maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :                                faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat atau senyawa adalah pengadukan, pemanasan dan luas permukaan sentuh.
DAFTAR PUSTAKA

Goenawan J. 1999. Buku kimia SMU Kelas IIA.  PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 
Praktek kimia dasar II. 2010. Modul praktikum kimia dasar II. Departamento kimia,
Faculdade de Educação Artes, e  Humanidades, Universidade Nacional Timor  Lorosa’e .
















PERCOBAAN  IV
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

A.    Tujuan
Untuk mengetahui dan mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

B.     Dasar Teori
Laju reaksi merupakan kecepatan zat dalam bereaksi dengan zat lain. Laju reaksi di pengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan oleh konsentrasi hasil reaksi. Makin besar konsentrasi pereaksi,laju reaksi makin besar, makin kecil konsentrasi pereaksi, laju pereaksi makin kecil. Pada percobaan ini digunakan pita Magnesium (Mg) yang kira-kira sama besar  yang direaksikan dengan larutam asam klorida(HCl) dengan konsentrasi masing-masing 2 M dan 0,5 M. Dengan reaksi sebagai berikut:
  MgS) + 2HCl(aq)                      MgCl(aq )+ H2(l)
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi misalkan
            pA+qB                         rC+sD
Secara matematika persamaan laju reaksi dapat di tulis sebagai berikut:
                                    V=K[A]x [B]y
Dimana:
                    v = Laju reaksi
                    k = Ketetapan laju reaksi
                    x = Orde reaksi terhadap zat A
                    y = Orde reaksi terhadap zat B
                  x+y = orde reaksi total
Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi pereaksi dalam rumus laju reaksi. Biasanya orde reaksi dinyatakan dengan bilangan bulat sederhana,tetapi kadang-kadang dapat berupa bilangan pecahan.
C.    Alat Dan Bahan
  1. Alat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini antara lain :
Ø  tabung  reaksi,
Ø  rak tabung reaksi,
Ø   pipet ukur,
Ø  karet penghisap,
Ø  stopwatch, pisau.
  1. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :
Ø  Pita Mg,
Ø  larutam asam klorida 2 M  dan 0,5 M.       

D.    Prosedur Kerja 
  1. Mengambilah beberapa meter pita magnesium kemudian di potong menjadi tiga bagian yang sama panjang.
  2. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi kemudian ukur 2mL larutan HCl 2 M ke dalam  tabung reaksi no 1, sedangkan tabung reaksi no 2 diisi dengan HCl 0,5 M sebanyak
2mL.
  1. Memasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi HCl 2 M dan 0,5 M tersebut dengan pita magnesium ( Mg) tadi.
  2. Mencatatkan  waktu yang diperlukan setelah pita Mg habis bereaksi.


E.     Data pengamatan
No.
Konsentrasi awal (M)
Waktu yang diperlukan (menit)

Mg
HCl

1.
2
0,5
20
2.
2
2
5


F.     Analisa Data/Pembahasan

Berdasarkan data pengamatan di atas, maka praktikan dapat membahas sebagai berikut : 
konsentrasi HCl 0,5 M dapat melarut pita magnesium selama 20 menit sedangkan konsentrasi HCl 2 M dapat melarut pita magnesium selama 5 menit. Maka persamaan reaksinya sebagai berikut :
pA+qB                         rC+sD
Berdasarkan reaksi tersebut, maka laju reaksi dapat dihitung menurut persamaan berikut ini :
V=k[A]x [B]y
Dimana:
                    v = Laju reaksi
                    k = Ketetapan laju reaksi
                    x = Orde reaksi terhadap zat A
                    y = Orde reaksi terhadap zat B
                  x+y = orde reaksi total
 
Maka untuk menghitung persamaan reaksi yang terdapat dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :
Rx :
MgS) + 2HCl(aq)                      MgCl(aq )+ H2(l)
Persamaan laju reaksinya :
V = k[Mg]x [HCl]y
                            
Ø  Asam klorida (HCl) :
Dik.
      M1 = 0,5 M
      V1 = 100 mL
      M2 = 2 M
      V2 = 2 mL

Ø  Pita Magnesium (Mg) :
Konsentrasi I:
Dik.
V1 = 100 mL

Sem comentários:

Enviar um comentário